BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mineral berasal dari dalam tanah. Tanaman yang ditanam di atas tanah akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian disimpan di dalam akar, batang, daun, bunga dan buah. Hewan makan tanaman dan akan menyimimpan mineral di dalam tubuhnya. Manusia memperolah mineral melalui konsumsi pangan nabati maupun hewani.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Disamping itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadaf rangsangan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dibutuhkan kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.
Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keprluan tubuh, namun tidak semuanya dapat dimamfaatkan. Hal ini tergantung pada ketersediaan biologiknya (ketersediaan biologik adalah tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorbsi oleh tubuh). Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak diabsorbsi dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami, diantaranya :
1. Apa itu mineral makro ?
2. Jenis-jenis mineral makro ?
3. Bagaimana metabolisme mineral makro ?
4. Sumber mineral makro dalam makanan ?
5. Penyakit apa yang ditimbulkan akibat kekurangan atau kelebihan dari mineral makro ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah kami, sebagai barikut :
1. Untuk mengetahui lebih dalam karakteristik dari mineral makro, mulai dari sumber mineral makro yang terdapat dalam makanan. Bagaimana kecukupan mineral sehari-sahri sudah terpenuhi atau belum.
2. Memberi penjelasan kepada pembaca behwa kekurangan mineral makro dapat mengambat proses metabolisme dalam tubuh.
3. Lebih mengenalkan kepada pembaca jenis-jenis moneral makro.
BAB II
PEMBAHASAN
Mineral makro adalah mineral yang dibutukan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari.Yang termasuk mineral makro antara lain : Natrium (Na), Klorida (Cl), Kalium (K), Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Mineral makro dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari.
1. Natrium (Na)
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 34-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saliran cerna, sama seperti cairan empedu dan pangkreas, mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur (NaCl). Garam dapur di dalam makanan sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet. Baru ada tahun 1937 peranannya sebagai zat gizi esensial diketahui secara pasti.
a. Absorbsi dan Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikomsumsi (3 hingga & gram sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium dalam jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikomsumsi, dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine tnggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
b. Fungsi Natrium
Sebagai kation utama da;am cairan akstraselular, natrium menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagaian besar mengatur tekanan tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Bila seseorang memakan terlalu banyak garam, kadar natrium darah akan meningkat. Rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum sedemikian banyak sehingga konsentrasi natrium darah akan kembali normal. Ginjal kemudian akan mengeluarkan kelebihan cairan natrium tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron menjaga agar konsentrasi natrium di dalam darah berada pada nilai normal.
Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlabihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakanatau oedema dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan jugaakan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan ini dapat menurunkan tekana darah.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam transmisi saraf dan konsentrasi oto. Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.
c. Perkiraan Kebutuhan Natrium
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg. Kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium malaui keringat dan sekresi lain. Penduduk di negeri panas membutuhkan lebih banyak natrium daripada penduduk di negeri dingin. WHO (1990) menunjukkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini dilakukan mengingat peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
d. Sumber Natrium
Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamat (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan yang belum diolah, sayuran dan buah yang mengandung paling sedikit natrium.
Tabel 1 Kandungan natrium beberapa bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan | mg | Bahan Makanan | mg |
Margarin Teri kering Mentega Ragi Roti putih Roti coklat Ginjal sapi Telur bebek Udang segar Telur ayam Sardin Hati sapi | 950 885 780 610 530 500 200 191 185 158 131 110 | Daging sapi Ikan ekor kuning Teh Yogurt Susu sapi Cokelat manis Kacang mende Jambu monyet, biji Kacang merah Pisang Susu kacang kedelai Selada | 93 59 50 40 36 33 26 26 19 18 15 14 |
Sumber : Food Composition Table For Use In East Asia, FAO, 1972.
e. Akibat Kekurangan Natrium
Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlabihan dan bila menjalankan diet yang sangat terbatas dalam natrium. Bila kadar natrium dalam darah turun, perlu diberikan natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan. Pemberian tablet garam sesudah latihan berat tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan kebanyakan garam, terutama bila dimakan dengan air terbatas. Hal ini dapat menimbulkan dehidrasi.
f. Akibat Kelebihan Natrium
Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi, hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.
2. Klor (Cl)
Klor merupakan kation utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sum-sum tulang belakang), lambung, dan pangkreas. Bila reaksi dengan natrium atau hidrogen,klor akan membentuk ion klor yang bermutan negatif (Cl-)
a. Absorbsi dan Ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang sebara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
b. Fungsi Klor
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselular, klor berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor akan bergerak secara
bebas melintasi membran sel dan berasosiasi dengan natrium dan kalium.
Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl) yang deperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung. Suasana asam ini diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan. Bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya, seperti fosfor dan sulfur, sebagai anion klor membantu memelihara keseimbangan asam basa. Ion klor dengan mudah dapat keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah guna membantu mengengkut karbon dioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh. Pada muntah-muntah banyak asam klorida dikeluarkan dari lambung, hal mana mengganggu keseimbangan asam basa di dalam tubuh. Diduga klor mengatur sistem renin-angiotensin-aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.
c. Perkiraan Kebutuhan Klor
Di dalam makanan klor terdapat di dalam bentuk garam dapur (Na-Cl) dan garam lain. Klor tidak pernah kurang dalam makanan sehari-hari. Anjuran kecukupan sehari untuk klor tidak ditetapkan secara khusus. Kubutuhab minimun kllor sehari sebanyak 750 mg.
d. Sumber Klor
Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur. Sebagian besar klor diperoleh dari mekanan olahan yang diberi garam dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber klor.
e. Akibat Kekurangan Klor
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan hanya bisa terjadi oleh kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak kloroda daripada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian. Kekrangan klor dapat pula terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat normal
3. Kalium (K)
Seperti halnya natrium, kalium merupakan ion positif, akan tetapi berbeda dengan netrium, kalium terutama terdapat da dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. Sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam cairan intraselular.
a. Absorbsi dan Ekskresi Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresikan melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses da sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikanion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.
b. Fungsi Kalium
Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintetis glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalam otot berhubungan dengan massa otot dan simpanan glikogen. Oleh karena itu, bila otot berada dalam pembentukandibutuhkan kalium dalam jumlah yang cukup. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang sesuai di dalam tubuh.
c. Perkiraan kebutuhan kalium
Karena merupakan bagian esensial semua sel hidup, kalium banyak terdapat dalam bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kekurangan kalium jarang terjadi. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari.
d. Sumber Kalium
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentah/ segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
Tabel 2 Kandungan kalium beberapa bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan | mg | Bahan Makanan | mg |
Kacang kedelai Kacang merah Kacang hijau Durian Kelapa Bayam Pisang Kacang tanah Jambu monyet, biji Kentang Singkong | 1504 1151 1132 601 555 461 435 421 420 396 394 | Apokat Selada Wortel Beras giling Tomat Pepaya Mangga Jeruk manis Nenas Anggur Semangka | 278 254 245 241 235 221 214 162 125 111 102 |
Sumber : Food Composition Table For Use In East Asia, FAO, 1972
e. Akibat Kekurangan Kalium
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi karena muntah-muntah, diare kronis atau kebanyakan menggunakan laksan (obat pencuci perut). Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena penggunaan obat-obat diuretik terutama untuk pengobatan hipertensi. Dokter sering memberi sulemen kalium bersamaan dengan obat ini. Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi. Jantung akan berdebar detaknya, dan menurunkan kemampuannya untuk memompa darah.
f. Akibat kelebihan kalium
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna (enteral) atau tidak melalui saluran cerna (parenteral) melebihi 12,0 g/m2 permukaan tubuh sehari 918 g untuk orang dewasa) tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.
4. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit [(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2]. Kalsium tulang berada dalam bentuk hidroksiapatit plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/1 (9-10,4 mg/100 ml). Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar luas di dalam tubuh. Di dalam cairan akstraselular dan infraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permaebilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan.
a. Absorpsi dan Ekskresi Kalsium
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsopsitubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium tertutama terjadi di bagian atas usus halus, yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan mwenggunakan alat angkut protein pengikat kalsium. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya dapat diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diereksi melalui urine mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi. Kehilangan kalsium melalui urine meningkat pada asidosis dan pada konsumsi fosfor tinggi. Kehi;angan kalsium juga terjadi melalui sekresi cairan yang masuk ke dalam saluran cerna, dan melalui keringat.
b. Faktor-faktor yang Meningkatkan Absorbsi Kalsium
Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang. Jumlah kalsium yang dikonsumsi mempengaruhi absorpsi kalsium. Penyerapan akan meningkat bila kalsium yang dikonsumsi menurun.
Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25 (OH)D3 merangsang absorpsi kalsium melalui langkah-langkah kompleks. Vitamin D meningkatkan absorpsi pada mokusa usus dengan cara merangsang reproduksi protein-protein kalsium . absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Asam klorida yang dikeluarkan lambung membantu absorpsi dengan cara menurunkan pH di bagian atas duodenum. Asam amino tertentu meningkatkan pH saluran cerna, dengan demikian membantu absorpsi.
Aktivitas fisik berpengaruh baik terhadap absorpsi kalsium. Laktosa meningkatkan absorpsi bila tersedia cukup enzim laktase. Sebaliknya, bila terdapat defisiensi laktase, laktosa mencegah absorpsi kalsium. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium. Absorpsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
c. Faktor-faktor yang Menghambat Kalsium
Kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif menghambat absorpsi kalsium. Asam oksalat yang terdapat dalam bayam, sayuran lain dan kakao membentuk garam kalsiumoksalat yang tidak larut, sehingga menghambat absorpsi kalsium. Asam fitat , ikatan yang mendukung fosfor yang terutama terdapat di dalamsekam serelia, membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Serat menurunkan absorpsi kalsium, diduga karena serat menurunkan wakru transit makanan di dalam saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan untuk absorpsi. Stres mental dan stres fisik cenderung menurunkan absorpsi dan meningkatkan sekresi. Proses menua menurunkan efisiensi absorpsi kalsium. Orang kurang bergerak atau lebih lama tidak bengkit dari tempat tidur karena sakit atau usia tua bisa kehilangan sebanyak 0,5% kalsium tulang dalam sebulan dan tidak mampu menggantinya. Ini merupakan salah satu penyebab terjadinya dekalsifikasi tulang pada manusia lanjut usia (manula) yang dinamakan osteoporosis. Dalam suasana basa bersama fosfor, kalsium membentuk kalsium fosfat yang tidak larut air, sehingga menghambat absorpsi. Obat-obatan tertentu dapat berpengaruh terhadap ketersediaan biologik kalsium atau meninkatkan ekskresi yang dapat menyebabkan penurunan densitas tulang. Resiko fosfor terhadap kalsium yang tinggi dalam makanan semua diduga dapat menurunkan absorpsi kalsium, karena pembentukan garam kalsium fosfat yang tidak larut air. Namun, bukti nyata terhadap anggapan ini hingga sekarang belum ada. Pada umumnya dianjurkan rasio kalsium : fosfor di dalam makanan di antara 1:1 dan 2:1
d. Fungsi Kalsium
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh. Pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dan mineral lain memberi kekuatan dan bentuk pada tulang dan gigi.
Pembentukan tulang. Kalsium di dalam tulang mempunyai dua fungsi : (a) sebagai bagian integral dari struktur tulang; (b) sebagai tempat menyimpan kalsium. Pada tahap pertumbuhan janin dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh. Bentuknya sama dengan tulang tetapi masih lunak dan lentur hingga lahir setelah lahir. Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yabg terbuat dari protein kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah lahir, matriks mulai menguat melalui proses klasifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral. Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau kombinasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida yang dinamakan hidroksiapatit [3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2]. Karena kalsium dan fosfat merupakan mineral utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairanyang mengelilingi matriks tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks, mengandung kalsim fosfat, magnesium, seng, natrium karbonat dan fluor di samping hidroksiapatit.
Selama pertumbuhan, proses kalsifikasi belangsung terus dengan cepat sehingga pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang menyangga berat tubuh. Pada ujung tulang panjang ada bagian yang berpori yang dinamakan trabekula, yang menyediakan suplai kalsium siap pakai guna mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah selama kehidupan, tulang senantiasa mengalami perubahan, baik dalam bentuk maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan.
Pembentukan gigi. Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang . akan tetapi, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Berbeda dengan tulang, gigi sedikit sekali mengalami perubahan setelah muncul dalam rongga mulut. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat di dalam dentin. Sedikitnya pertukaran kalsium mungkin juga terjadi di antara lapisan email dan ludah.
Klasifikasi gigi susu (gigi tidak tetap yang kemudian diganti) terjadi pada minggu ke dua puluh tahap janin dan selasai sebelum gigi keluar. Gigi permanen mulai mengalami kalsifikasi ketika anak berumur antara tiga bulan dan tiga tahun. Gigi yang terkhir keluar mengalami kalsifikasi saat anak berumur delapan tahun hingga sepuluh tahun. Gigi lengkap pada usia dewasa hanya ,emgandung 1% jumlah kalsium tubuh. Gigi tidak boleh dikatakan tidak mampu memperbaiki diri setelah keluar di dalam rongga mulut. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.
Mengatur pembekuan darah. Bila terjadi luka, ion kalsium di dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplatin ini mengkatalis perubahan protrombin, bagian darah normal, menjadi trombin. Trombin kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan darah.
Luka pada sel protrombin fibrinogen
Tromboplast trombin
Platelet darah
Kalsium darah trombin fibrin
Tromboplastin
Gambar 1 Skema peranan kalsium dalam penggumpalan darah
Katalisator reaksi-reaksi biologik. Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pangkreas, ekskresi insulin oleh pangkreas, pembentukan dan pemecahan esetilkolin, yaitu bahan yang diperlukan dalam memindahkan (transmisi) suatu rangsangan dari suatu serabut saraf ke serabut saraf lain. Kalsium yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari persediaan kalsium dalam tubuh.
Kontraksi otot. Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam intraksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium darah kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.
Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transfor membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran, dan transmisi ion melalui membran organel sel
e. Pengendalian Kalsium dalam Darah
Kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk, yaitu bentuk ion bebas (50%), bentuk anion-kompleks terikat dengan fosfat, bikarbonat atau sitrat (5%), dan dalam bentuk terikat dengan protein terutama dengan albumin atau globulin (45%). Jumlah kalsium di dalam serum agar berada pada konsentrasi 9-10,4 mg/dl. Yang mengatur konsentrasi kalsium dalam cairan tubuh ini adalah hormon-hormon paratiroid/PTH dan tirokalsitonin dan kelenjar tiroid serta vitamin D. Hormon paratiroid dan vitamin d meningkatkan kalsium darah dengan cara sebagai berikut :
a) Vitamin D merangsang absorpsi kalsium oleh saluran cerna
b) Vitaimin D dan hormon paratroid merangsang pelepasan kalsium dari tulang ke dalam darah
c) Vitamin D dan hormon paratroid menunjang reabsorpsi kalsium di dalam ginjal
Pengaruh kalsitonin diduga terjadi dengan cara merangsang pengendapan kalsium pada tulang. Hal ini terutama terjadi dalam keadaan stres, seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Dalam hal ini kalsitonin menurunkan kalsium darah. bila darah kalsium terlalu tinggi, kelenjar tiroid mengeluarkan kalsitonin. Sebaliknya, bila darah kalsium terlalu rendah, kelenjar paratroid mengeluarkan hormon paratroid. Sistem pengendalian kalsium ini akan menjaga kalsium darah dalam keadaan normal. Bila terjadi kegagalan dalam sistem pengendalian, kalsium darah akan berubah. Bila kalsium darah lebih tinggi dari normal akan terjadi kekakuan otot. Sebaliknya, bila kalsium darah lebih rendah dari normal, akan terjadi kejang otot.kegagalan sistem kendali ini tidak disebabkan kekurangan atau kelebihan kalsium dari makanan, akan tetapi oleh kekurangan vitamin D atau gangguan sekresi hormon-hormon yang berperan.
f. Kalsium dalam Tulang
Kalsium tulang tersebar di antara pool (cadangan) yang relatif tidak berubah/stabil dan tidak dapat digunakan untuk pengaturan jangka pendek keseimbangan kalsium, dan pool yang cepat dapat berubah yang terlibat dalam kegiatan metabolisme kalsium (± 1% kalsium tulang). Komponen yang berubah ini dapat dianggap sebagai cadangan yang menumpuk bila makanan mengandung cukup kalsium. Cadangan kalsium ini terutama disimpan pada bagian ujung tulang panjang dalam bentuk kristal yang dinamakan trabekula dan dapat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat pada masa pertumbuhan, kehamilan, dan menyusui. Kekurangan konsumsi kalsium untuk jangka panjang menyebabkan struktur tulang yang tidak sempurna.
Tulang senantiasa berada dalam keadaan dibentuk dan diabsorpsi. Aspek mana yang dominan bergantung pada umur dan keadaan faal tubuh. Sintesis tulang dominan pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui ; pada orang dewasa kedua proses berada dalam keadaan seimbang di mana kurang lebih 600 hingga 700 mg kalsium dipertukarkan tiap hari. Pada proses menua proses resorpsi dominan sehingga tulang secara berangsur menyusut dan menjadi rapuh. Penyusutan tulang pada umumnya terjadi setelah usia 50 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuan tetapi pada peremapuan dengan lecepatan lebih tinggi. Seperti telah dijelaskan, kalsium di dalam tulang terdapat dalam bentuk hidroksiapatit, suatu struktur kristal yang terdiri atas kalsium fosfat dan disusun di keliling matriks organik berupa protein kolagen untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Di damping itu, tersapat ion-ion lain termasuk, flour, magnesium, seng, dan natrium. Melalui matriks dan di antara struktur kristal terdapat pembuluh darah dan limfe, saraf, dan sumsum tulang. Melalui pembuluh darah ion-ion mineral berdifusi ke dalam cairan ekstraselular, mengelilingi kristal dan memungkinkan pengendapan mineral baru atau penyerapan kembali mineral dari tulang. Kalsium dalam tulang merupakan sumber kalsium darah. walaupun makanan kurang mengandung kalsium, konsentrasinya dalam darah akan tetap normal.
g. Pengaruh Hormon-hormon Lain terhadap Kerangka Tubuh
Kerangka tubuh dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, hormon seks, tiroksin dan kortikosteroid. Kelebihan hormon pertumbuhan pada anak-anak, yaitu sebelum emfisis (bagian tulang yang terpisah dari tulang panjang pada usia muda oleh tulang rawan) menutup, menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa). Bila terjadi sesudah empifis menutup, menyebabkan akromegalin (pembesaran tulang-tulang dan jaringan lunak tangan, kaki, dan wajah). Sebaliknya, kekurangan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan pertumbuhan (kerdil). Kekurangan estrogen (hormon seks pada perempuan) menyebabkan kehilangan bahan tulang atau osteoporosis. Kebanyakan hormon tirioksin menyebabkan percepatan penggantian kalsium dengan resopsi yang lebih cepat yang pada akhirnya menyebabkan kalsium darah meningkat dan terjadi osteoporosis.
h. Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan
Angka kecukupan kalsium sehari dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004).
Tabel 3 Angka Kecukupan Kalsium Yang dianjurkan
Golongan Umur | AKK* (mg) | Golongan Umur | AKK* (mg) |
0-6 bln 7-11 bln 1-3 thn 4-6 thn 7-9 thn Pria : 10-12 thn 13-15 thn 16-18 thn 19-29 thn 30-49 thn 50-64 thn ≤ 65 thn | 200 400 500 500 600 1000 1000 1000 800 800 1000 1000 | Wanita : 10-12 thn 13-15 thn 16-18 thn 19-29 thn 30-49 thn 50-64 thn ≤ 65 thn Hamil : Menyusui : 0-6 bln 7-12 bln | 1000 1000 1000 800 800 1000 1000 + 150 + 150 +150 |
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*AKK : Angka Kecukupan Kalsium
i. Sumber Kalsium
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, sepertu kuju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan tempe, sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti, serat, fitrat dan oksalat. Susu nonfatmerupakan sumber terbaik kalsium, karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari.
Tabel 4 Nilai Kalsium berbagai Bahan Makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan | mg | Bahan Makanan | mg |
Udang kering Teri kering Susu bubuk Keju Sardines (kaleng) Susu kental manis Bayam Kacang kedelai, kering Sawi Daun melinjo Katuk Tepung kacang kedelai Selada air Daun singkong | 1009 1200 904 777 354 275 265 227 220 219 204 195 182 165 | Susu sapi segar Tempe kacang kedelai murni Tahu Yogurt Oncom Kacang merah Kacang tanah Telur bebek Telur ayam Ketela pohon Ayam Daging sapi Kentang Jagung kuning, pipil | 143 129 124 120 96 80 58 56 54 33 14 11 11 10 |
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979.
j. Akibat Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dari tulang. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini dinamakan osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stres sehari-hari. Osteoporosis banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak pada orang kulit putih daripada kulit berwarna.
Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasa terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidak seimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun.
Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetaniatau kejang. Kepekaan serabut saraf dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat, sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki. Tetani dapat terjadi pada ibu hamil yang makannya terlalu sedikit mengandung kalsium atau terlalu tinggi mengandung fosfor. Tetani kadang terjadi pada bayi baru lahir yang diberi minuman susu sapi yang tidak diencerkan yang mempunyai rasio kalsium : fosfor rendah.
k. Akibat Kelebihan Kalsium
Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu, dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan supleman kalsium berupa tablet atau bentuk lain.
5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1 % dari berat badan. Kurang lebih 85 %fosfor di dalam tubuh tedapat sabagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapt larut. Hidroksiapatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraselular. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP).
a. Absorpsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagi fosfor di dalam usus setelah hidrolisasi dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari Air Susu Ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mokusa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di dalam darah terutama sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon kalsitonin. kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran fosfat dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfatyang terutama terdapat di dalam serelia tidak dapat dihidrolisis. Oleh karena itu, tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung aluminium, karena membentuk garam yang tidak larut air.
b. Fungsi Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh.
Klasifikasi tulang dan gigi.Klasifikasi tulang dan ggi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase ang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
Mengatur pengalihan energi. Melalui proses fosforilisasi fosfor mengaktifkan sebagi enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Bila satu gugus fosfat ditamahkan pada ADP (Adenosin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
Absorpsi dan transportasi zat gisi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyebrangi membran sel atau di dalam aliran darah. proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interselular dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang lepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
Bagian dari ikatan yang esensial. Vitamin dan enzim tertentu hany adapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilisasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.
Pengatur keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karenakemampuan fosfor mengikat tambahan ion hodrogen.
c. Angka Kecukupan Fosfor yang Dianjurkan
Angka kecukupan fosfor sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004).
Tabel 5 Angka kecukupan fosfor yang dianjurkan
Golongan Umur | AKF* (mg) | Golongan Umur | AKF* (mg) |
0-6 bln 7-11 bln 1-3 bln 4-6 bln 7-9 bln Pria : 10-12 thn 13-15 thn 16-18 thn 19-29 thn 30-49 thn 50-64 thn ≤ 65 thn | 100 225 400 400 400 1000 1000 1000 600 600 600 600 | Wanita : 10-12 thn 13-15 thn 16-18 thn 19-29 thn 30-49 thn 50-64 thn ≤ 65 thn Hamil : Menyusui : 0-6 bln 7-12 bln | 1000 1000 1000 600 600 600 600 600 + 0 + 0 + 0 |
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*AKF : Angka Kecukupan Fosfor
d. Sumber Fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makan, terutama kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia. Kandungan fosfor beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6 Nilai fosfor beberapa bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan | mg | Bahan Makanan | mg |
Teri kering Tepung susu Kacang kedelai kering Sardin (kaleng) Kacang merah Keju Kacang tanah Kacang hijau Jagung kuning, pupil Beras setengah giling Susu kental manis Ayam Telur ayam Telur bebek Daging sapi Udang segar | 1500 694 585 434 400 338 335 320 256 221 209 200 180 175 170 170 | Tempe kacang kedelai Ikan segar Tepung terigu Kelapa tua, daging Roti putih Biskuit Bayam Tahu Susu sapi Kentang Daun singkong Mie kering Ketela pohon (singkong) Gula kelapa Wortel Pisang ambon | 154 150 106 98 95 87 67 63 60 56 54 47 40 37 37 28 |
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1979.
e. Akibat Kekurangan Fosfor
Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan. Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan asam lambung, seperti aluminium hidroksida untuk jangka lama. Aluminium hidroksida mengikat fosfor, sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga bisa terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urine. Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor, karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI.
f. Akibat Kelebihan Fosfor
Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.
6. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan interselular. Magnesium merupakan unsur esensial bagi tubuh dan tubuh kita mengandun unsur inni sebanyak 25 gram. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernapasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.
Kurang lebih 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh terdapat di dalam tulang dan gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya di dalam jaringan lunak lainnya serta cairan tubuh. Konsentrasi magnesium rata-rata di dalam plasma darah adalah sebanyak 0,75-1,0 mmol/l (1,5-2,1 mEq/l). Konsentrasi ini dipertahankan tubuh pada nilai yang konstan pada orang sehat. Magnesium di dalam tulang lebih banyak merupakan cadangan yang siap dikeluarkan bila bagian lain dari tubuh membutukan.
a. Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemunkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium absorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam makanan turun, absorpsi magnesium meningkat.
Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium dai dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui urine. Seperti halnya fosfor, ekskresi magnesium meningkat oleh hormon tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalsium. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tuula ginjal. Demikian pula halnya pada hiperkalsamia dan hipermagnesemia. Karena cairan lambung banyak mengandung magnesium, muntah berlebihan menyebaban kekurangan magnesium dalam jumlah besar.
b. Fungsi Magnesium
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus sistem enzimenzim di dalam tubuh. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk reaksi-reaksi berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitikondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. dalam hal ini peranan magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium mengendorkan otot. Kalsium mendorong penggumpalan darah sedangkan magnesium mencegah. Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi.
c. Angka Kecukupan Magnesium yang Dianjurkan
Angka kecukupan magnesium sehari dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004).
Tabel 7 Angka kecukupan magnesium yang dianjurkan
Golongan Umur | AKM* (mg) | Golongan Umur | AKM*(mg) |
0-6 bln 7-11 bln 1-3 thn 4-6 thn 7-9 thn Pria : 10-12 thn 13-15 thn 16-18 thn 19-29 thn 30-49 thn 50-64 thn ≤ 65 thn | 25 55 60 90 120 170 220 270 290 300 300 300 | Wanita : 10-12 thn 13-15 thn 16-18 thn 19-29 thn 30-49 thn 50-64 thn ≤ 65 thn Hamil : Menyusui : 0-6 bln 7-12 bln | 180 230 240 250 270 270 270 + 40 + 0 + 0 |
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*AKM : Angka Kecukupan Magnesium
d. Sumber Magnesium
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber magnesium yang baik.
e. Akibat Kekurangan Magnesium
Kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan. Kekurangan magnesium bisa terjadi pada kekurangan protein dan energi serta sebagai komplikasi penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi dan atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena). Penyakit yang menyababkan muntah-muntah, diare, gangguan diuretika (perangsang pengeluaran urine) juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium. Kekurangan magnesium berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
f. Akibat kelebihan magnesium
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti. Kelebihan magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.
7. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gisi esensial, seperti vitamin tiamin (B1) dan botin, serta asam amino metionin dan sintein. Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfida, yang berperan dalam menstabilkan molekul protein. Sulfur terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikatyang bersifat kaku.
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga meupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urine (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu).
Sulfur sebagian besar diereksi melalui urine sebagi ion bebas SO4=. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam plasma dalam konsentrasi rendah
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan sehingga belum diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila makanan cukup mengandung protein.
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan
Mineral makro terutama natrium, klor dan kalium berperan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Natrium, kalium dan magnesium diperlukan untuk transmisi saraf dan kontraksi otot. Fosfor dan magnesium terlibat dalam metabolisme energi. Kalsium, fosfor dan magnesium berperan dalam memberi bentuk (struktur) kepada tulang. Selain itu, tiap mineral makro mengandung peranan khusus di dalam tubuh. Fungsi dan metabolisme zat kapur (Ca) dan fosfor (P) sangat erat saling berhubungan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Paath, Erna Frncin. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Buku Kedokteran ECG : Jakarta
Purwitasari, Desi. 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta
Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran ECG : Jakarta
Shafiq, Ahmad, dkk. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
mohon ditambah kutipan tiap paragrafnya yaa, kakak ^^.. biar tambah jelas.. #bingung
BalasHapus